Rabu, 21 Agustus 2013

PYOMETRA


Pyometra berasal dari bahasa latin yaitu “pyo” yang artinya nanah dan “metra” kandungan, jadi pyometra adalah infeksi yang disertai penimbunan nanah yang menyebar didalam uterus (Anonimous, 2007). Menurut Ressang (1984), pyometra adalah penimbunan nanah dalam uterus yang disebabkan oleh bakteri-bakteri yang secara normal berada dalam uterus namun dalam keadaan tertentu menjadi pathogen akibat dari pengaruh hormonal yang disebut dengan endometritis atau pyometra. Pyometra terjadi sebagai salah satu konsekuensi dari perubahan hormonal yang mengakibatkan terjadi perubahan pada lapisan uterus. Pada hewan pasca estrus progesteron meningkat selama 8-10 minggu dan menebalkan lapisan uterus untuk mempersiapkan lingkungan uterus yang sesuai untuk kehidupan foetus. Jika kehamilan tidak terjadi karena beberapa hal, lapisan tersebut akan terus menebal dalam bentuk nodul-nodul yang mengeluarkan cairan kental sehingga menciptakan suasana lingkungan yang ideal di dalam uterus untuk pertumbuhan  bakteri (Anonimous, 2004).

Penyebab
Kejadian pyometra sangat sering terjadi pada anjing sesudah birahi, bila dari anamnesa diketahui anjing tidak pernah kawin maka infeksi-infeksi sekunder dari mikroorganisme yang secara normal hidup dalam uterus dianggap sebagai causa penyebab pyometra. Mikroorganisme ini menyebabkan proses radang, kemungkinan pyometra juga terjadi karena anjing yang estrus tidak terjadi konsepsi. Gangguan ini menghasilkan kadar estrogen dalam darah anjing yang berlebihan (hyperestrogen), dalam keadaan ini hanya sedikit leukosit yang menuju ke dalam mukosa vagina dan mungkin inilah yang menyebabkan infeksi dalam uterus mudah terjadi. Nanah dan hasil sekresi dari kelenjar-kelenjar uterina menimbun di dalam uterus karena kontraksi uterus berkurang bahkan tidak terjadi. Hal ini diduga karena peningkatan hormon progesteron yang mengganggu fungsi bagian posterior kelenjar pituitarian (Anonimous, 2007; Ressang, 1984).
            Secara umum pyometra juga sering terjadi pada hewan betina yang tua, berupa pyometra tertutup dan terbuka yang tergantung pada jumlah nanah yang terkandung didalam uterus. Leleran nanah pada vagina yang berbau khas sangat jelas terlihat gejalanya pada pyometra terbuka. Pyometra tertutup ditandai dengat tersumbatnya cervik uterus, pada kasus ini tidak adanya presentasi  leleran dari vagina sehingga indikasi dari pyometra sangat sulit ditentukan (Foster dan Smith, 2007).
Menurut Anonimous (2004), Faktor predisposisi terjadinya pyometra adalah pemakain obat-obatan yang berbasis progesteron, penggunaan estrogen dapat juga meningkatkan progesteron. Obat dengan kandungan steroid kedua hormon ini sering digunakan untuk memperlakukan kondisi-kondisi tertentu untuk tujuan reproduktif.
Cervik uterus merupakan pintu masuknya mikroorganisme ke dalam uterus yang selamanya tertutup, kecuali pada saat estrus. Bakteri yang normalnya ditemukan didalam vagina dapat masuk dengan mudah pada saat terjadi estrus, jika kondisi uterus normal bakteri yang masuk tidak akan bisa bertahan hidup, jika kondisi dalam uterus tidak normal akibat adanya cystik kondisi didalam uterus merupakan tempat yang sempurna untuk perkembangan bakteri. Pyometra sering terjadi sekitar 1-2 bulan pasca estrus, pyometra bisa saja terjadi pada hewan muda dan hewan dewasa, bagaimanapun juga pyometra sangat sering terjadi pada hewan yang berumur tua akibat dari estrus yang tidak disertai dengan kehamilan, akibatnya perubahan lingkungan uterus yang tidak sesuai dan ini merupakan salah satu predisposisi untuk pyometra.

Gejala Klinis
Gejala klinis dari pyometra sangat tergatung pada kondisi cervik uterus yang bersifat terbuka atau tertutup, jika bersifat terbuka nanah dari uterus akan terlihat keluar melalui vagina dan bulu dibawah ekor terlihat kotor. Demam, lesu, anoreksia dan stress dapat muncul pada hewan menderita pyometra. Jika cervik uterus tertutup, maka nanah yang terbentuk didalam uterus tidak mampu mengalir keluar melalui vagina sehingga nanah akan terakumulasi didalam uterus dan dapat menyebabkan bengkak/penggelembungan pada daerah abdomen. Bakteri-bakteri yang terdapat didalam uterus akan melepaskan toksin-toksin yang akan diserap dan dibawah melalui sirkulasi darah ke seluruh tubuh dan biasanya dapat berakhir dengan kematian. Patogenesa penyakit ini pada hewan betina yang mengalami pyometra tertutup berlangsung sangat akut, hewan akan memperlihatkan gejala anoreksia, sangat lesu, depresi, muntah atau sering terjadinya diare (Kirana, 2007; Reese, 2007; Dawson, 2006).




                       
Gambar: Pyometra Terbuka dan Tertutup

Diagnosa
            Hasil dianogsa dapat diperjelas jika terjadi pemucatan pada vagina atau membesarnya daerah abdomen dan keluarnya nanah melalui vagina pada pyometra tertutup, pemeriksaan darah biasanya akan memperlihatkan gambaran sel darah putih yang sangat meningkat, kerusakan ginjal dapat juga terjadi akibat dari toksin-toksin dari bakteri, bagaimanapun juga semua kelainan ini umum terjadi pada kejadian infeksi oleh bakteri. Dignosa dengan x-ray dapat dilakukan untuk memastikan penyebab pembengkakan daerah abdomen dan uterus.

Gambar : Diagnosa Pyometra melalui Foto Rongent.

Penanganan
Ada beberapa tindakan yang tidak populer pada penanganan pyometra yaitu dengan penyuntikan prostaglandin, oxytosin dengan tujuan untuk membuat kontraksi pada servik uterus sehingga nanah dan bakteri dapat dikeluarkan, tindakan ini tidak selamanya berhasil dan memiliki batasan-batasan yang penting. Hormon-hormon ini dapat menyebabkan efek samping dan kegelisahan, suara terengah, muntah, deficasi, salivasi, dan nyeri abdomen. Efek samping terjadi sekitar 15 menit pasca penyuntikan dan bertahan dalam beberapa jam, efek ini dapat dikurangi dengan cara memperlakukan mereka dengan lembut dan mengajak jalan-jalan selama 30 menit setiap dilakukan suntikan yang bertujuan mengurangi stres. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyuntikan preperat steroid ini adalah dosis pemberiannya, karena ini berhubungan dengan kontraksi uterus, ruptur uterus dapat terjadi jika kontraksi berlebihan akibat dosis steroid yang berlebihan. Jika ini terjadi menyebabkan tertumpahnya nanah ke dalam rongga abdomen, ini sering terjadi pada kasus pyometra tertutup (Anonimous, 2007).
Gambar : Penanganan pyometra melalui operasi panhisterektomi

Perawatan terbaik dapat dilakukan secara pembedahan, yaitu dengan mengangkat uterus dan ovarium, tindakan ini disebut dengan Ovariohyterectomy / Panhisterectomy (spey), hewan penderita pyometra biasanya memerlukan tindakan fluid therapy setiap kali mereka sakit, pemberian antibiotik selama 1-2 minggu sangat penting dilakukan (Kirana, 2007).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar