Sabtu, 05 Oktober 2013

Trypanosomiasis Pada Sapi



Trypanosomiasis

         Trypanosomiasis (surra) adalah salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa yang merupakan parasit dalam plasma darah yaitu Trypanosoma evansi.

Pengenalan Penyakit
         Trypanosoma evansi dapat menginfeksi berbagai hewan inang yang secara ekonomis bernilai penting. Kuda sangat rentan terhadap penyakit Surra. Hewan lain yang rentan terinfeksi adalah sapi, kerbau, kambing, domba dan rusa, Trypanosoma evansi juga dapat menyerang babi, anjing, kucing dan beberapa jenis hewan liar. Adapun tikus dan mencit merupakan hewan percobaan yang sangat rentan terinfeksi Trypanosoma evansi sehingga digunakan dalam teknik inokulasi untuk mendeteksi infeksi subklinis penyakit Surra. 


Morfologi Trypanosoma evansi
         Penyakit Surra disebabkan oleh protozoa yang merupakan parasit darah, yaitu Trypanosoma evansi. Parasit ini dapat ditemukan di dalam sirkulasi darah pada fase infeksi akut. T. evansi memiliki ukuran panjang 15 to 34 μm dan dapat membelah (binary fission) untuk memperbanyak diri. Bentuknya yang khas seperti daun atau kumparan dicirikan dengan adanya flagella yang panjang sebagai alat gerak. Di bagian tengah tubuh terdapat inti yang mengandung kariosoma (trofonukleus) yang besar dan terletak hampir sentral. Salah satu ujung tubuh berbentuk lancip, sedangkan ujung tubuh yang lain agak tumpul dan terdapat bentukan yang disebut kinetoplast



Gambar 1. Ilustrasi diagram fitur dasar dari sebuah Trypanasoma

         Trypanosoma evansi hidup dan bergerak dalam plasma darah atau cairan jaringan induk semang. Mereka memanjang, ramping dan meruncing dikedua ujungnya. Para pellicle lapisan luar dari sitoplasma cukup fleksibel untuk memungkinkan tingkat gerakan tubuh. Seperti ditunjukkan dalam Gambar 1. Permukaan tubuh T. evansi diselubungi oleh lapisan protein tunggal yaitu glikoprotein yang dapat berubah-ubah bentuk (variable surface glycoprotein). Dengan kemampuan glikoprotein yang dapat berubah bentuk, maka T. evansi dapat memperdaya sistem kekebalan tubuh inang (host). Konsekuensinya akan terjadi variasi antigenik (antigenic variation) dimana tubuh akan selalu berusaha membentuk antibodi yang berbeda-beda sesuai dengan protein permukaan yang ditampilkan oleh T. Evansi.


Siklus Hidup
        Penyakit Trypanosomiasis ditularkan secara mekanik melalui gigitan vektor setelah ia menghisap darah penderita. Trypanosoma segera memperbanyak diri secara biner, setelah memasuki peredaran darah. Dalam waktu pendek penderita mengalami parasitemia dan suhu tubuh biasanya mengalami kenaikan.
         Penularan penyakit Surra antar hewan terjadi melalui darah yang mengandung parasit T. evansi. Penularan yang paling utama terjadi secara mekanis oleh lalat penghisap darah (hematophagous flies). Di Indonesia, vektor penular yang berperan adalah lalat Tabanus, Haematopota, dan Chrysops. Jenis lalat lain seperti Stomoxys, Musca, Haematobia juga dapat menjadi vektor pada saat populasi lalat tersebut meningkat di suatu wilayah. Walaupun penularan terjadi melalui gigitan lalat, tetapi agen T. evansi tidak melakukan perkembangan siklus hidup di dalam tubuh lalat. Hewan karnivora dapat terinfeksi Trypanosoma apabila memakan daging yang mengandung Trypanosoma.

Patogenesis
         Masa inkubasi Trypanosoma evansi adalah 4-13 hari dan diikuti dengan demam. Infeksi parasit ini dapat terjadi melalui luka pada kulit akibat gigitan lalat. Parasit ini masuk ke dalam aliran darah induk semang dan untuk kebutuhan hidupnya parasit ini mengambil gula dalam darah sebagai bahan energy. Selanjutnya parasit ini sampai ke dalam alat-alat tubuh seperti kelenjar limfe, limfa, hati, ginjal dan sumsum tulang. Di dalam alat-alat tubuh tersebut parasit berkembangbiak sehingga mengakibatkan banyaknya eritrosit yang rusak sehingga hospes menderita anemia, terjadi anemia bukan hanya disebabkan oleh peruntuhan eritrosit saja akan tetapi karena pembentukan eritropoiesis itu sendiri terganggu.


Gejala Klinis Pada Sapi
         Setelah melewati masa inkubasi biasanya timbul gejala-gejala umum seperti temperatur tubuh meningkat, lesu, letih dan nafsu makan terganggu. Pada umumnya hewan dapat mengatasi keadaan tersebut meskipun dalam darahnya mengandung parasit dan dapat bertahan bertahun-tahun. Apabila hewan tersebut menjadi sakit maka gejala klinis yang nampak adalah demam naik turun, anemia, cermin hidung kering, keluar cairan dari hidung dan mata, semakin kurus, oedema di bawah dagu dan anggota gerak, bulu rontok dan selaput lendir menguning. Seringkali penderita makan tanah. Apabila Trypanosoma sudah masuk dalam cairan cerebrospinal maka hewan akan menunjukkan gejala syaraf seperti jalan tidak tegap (sempoyongan), berputar-putar, kejang-kejang atau kaku-kaku.

Diagnosa
        Diagnosa Trypanosoma evansi dapat dilakukan dengan menggunakan metode parasitologis diantaranya metode natif, ulas darah tipis, dan mikrohematokrit. selain itu dapat juga digunakan metode serologis dan inokulasi hewan coba.

Pengobatan
Suramin 7=10 mg/kg BB diberikan secara IV
Trypanosidal 5 mg/kg BB diberikan secara subcutan/IM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar