Rabu, 21 Agustus 2013

Bedah caesar

Bedah caesar adalah sebuah penyayatan pada dinding perut untuk mengeluarkan anak/fetus pada anjing atau hewan-hewan lainnya. Bedar caesar dikenal juga dengan bedah-C, dibutuhkan pada ternak-ternak dewasa dimana pada saat partus melalui vagina terlalu sulit bagi induk atau berbahaya bagi kehidupan sang induk atau pada keselamatan anaknya.
Sectio caesaria atau pemdedahan caesar adalah pengeluaran foetus, pada umumnya pada waktu partus, melalui laparohisterotomi atau pembedahan perut dan uterus (Toelihere, 1985).
Istilah yang mungkin diambil dari pemimpin Romawi kuno Julius Caesar yang disebut-sebut dilahirkan dengan metode tersebut. Dalam sejarah, hal ini sangat tidak memungkinkan karena ibunya masih hidup ketika ia mencapai usia dewasa (bedah caesar tidak mungkin dilakukan pada masa tersebut terkait dengan teknologi yang tidak mendukung), tetapi legenda tersebut telah bertahan sejak abad ke-2 SM (Anonimus, 2008).
Indikasi Caesar
Bedah caesar diindikasikan pada kasus beberapa tipe-tipe distokia, termasuk oleh yang disebabkan besarnya fetus, maldisposisi fetus yang tidak dapat dikoreksi dengan manipulasi, torsio uteri yang tidak dapat dibetulkan lagi, dilatasi serviks dan kerusakan atau prolaps berat pada vagina yang dapat menyertai pengeluaran lewat vagina (Jackson, 2007)
Perbedaan-perbedaan tindakan menunjukan adaanya indikasi yang berbeda dalam beberapa situasi-situasi distokia. Paralumbar kiri atau daerah dekat flank adalah standar penyayatan untuk yang baru saja terjadi atau berakhir, pada induk dan anak yang belum terkontaminasi memungkinkan toleransi bedah pada posisi berdiri (Turner dan Mcilwrath, 1989).
*                   Hal-hal lainnya yang dapat menjadi pertimbangan disarankannya bedah caesar antara lain proses persalinan normal yang lama atau kegagalan proses persalinan normal (dystosia), detak jantung janin melambat (fetal distress), adanya kelelahan persalinan, komplikasi pre-eklampsia, putusnya tali pusar, resiko luka parah pada rahim (Anonimus, 2008)
Pada kasus fetus yang mati, posisi ventral cara yang digunakan. Penyayatan paramedian ventral merupakan cara yang paling sering ditempuh, hewan ditempatkan pada posisi dorsal recumbency, cara alternative lain yaitu miring ventrolateral yang memungkinkan hewan ditidurkan pada posisi lateral recumbency. Kedua teknik tersebut mengurangi kontaminasi peritonium yang mungkin terjadi pada saat pengeluaraan fetus yang emphysematous, terkontaminasi dan yang berhubungan dengan debris. Cara ventral diindikasikan juga apabila hewan pada posisi recumbency dan dipertimbangkan memungkinkan untuk berdiri selama pembedahan atau apabila hewan susah diatur sehingga terlalu berbahaya bagi operator untuk berdiri disamping pasien selama pembedahan (Anonimous, 2007).



DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2007. Cesarean Section. http://www.pubmed.com/1706/html.
Anonimus, 2008. Bedah Caesar. http://id.wikipedia.org/wiki/
Jackson, P. G. G. 2007. Handbook Obstetri Veteriner. 2nd (ed). Gajah Mada University Press.
Toelihere, M. R. 1985. Ilmu Kebidanan Pada Ternak Sapi dan Kerbau. Penerbit UI Press.

Turner, A.S dan C.W. Mcilwrath, 1989. Techniques in Large Animal Surgery, Second Edition, Lippincot Williams & Wilkins, Philadelphia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar